Film Fiksi Ilmiah Pertama Pixar Mengulangi Risiko Besar Disney 67 Tahun Kemudian

click fraud protection

WALL-E mengambil risiko naratif yang signifikan ketika menceritakan kisah robot tituler, yang hanya berani dilakukan Disney sekali 67 tahun yang lalu.

Ringkasan

  • WALL-E mengambil risiko bercerita dengan membuat protagonisnya, robot, tetap diam sepanjang film, suatu hal yang jarang terjadi dalam sejarah Disney.
  • Absennya dialog dalam WALL-E dan Dumbo memerlukan perhatian penuh penonton untuk terlibat dengan narasinya, menjadikannya pilihan penceritaan yang menantang.
  • Meski minim dialog, baik WALL-E maupun Dumbo memikat penonton melalui animasi ekspresifnya, menyampaikan emosi, dan menciptakan pengalaman sinematik yang kuat.

Film roman fiksi ilmiah Pixar DINDING-E mengambil risiko bercerita yang signifikan, yang sebelumnya hanya pernah dicoba satu kali. DINDING-E membawa pemirsa ke tahun 2805, di mana robot soliter bernama WALL-E, bekerja setiap hari untuk membersihkan Bumi yang sepi. Umat ​​​​manusia kini tinggal di luar angkasa dengan pesawat luar angkasa raksasa, menunggu hari dimana mereka dapat melakukan perjalanan kembali ke planet asal mereka yang bersih. Sebuah kisah emosional dan berbasis karakter,

DINDING-E adalah salah satu film Pixar terbaik.

DINDING-E menghidupkan karakter-karakter yang menyenangkan, animasi yang indah, dan alur cerita yang menawan, semuanya sekaligus menyampaikan pesan yang menyentuh tentang perubahan iklim dan menetapkan standar yang tinggi bagi film Pixar yang akan datang. Film ini akhirnya memenangkan Oscar untuk Film Animasi Terbaik pada tahun 2008. Saat WALL-E menyelamatkan bagian-bagian dari robot yang tidak aktif dan berinteraksi dengan kecoa peliharaannya, jelas ada satu hal yang hilang dari film ini: dialog.

WALL-E Pixar Mengulangi Risiko Besar Disney pada tahun 1941

Tidak adanya dialog dari tokoh protagonis dan tokoh tituler dalam DINDING-E merupakan kejadian langka dalam sejarah Disney, hanya terjadi sekali sebelumnya pada tahun 1941 dengan Bodoh. Bodoh menceritakan kisah seekor gajah muda, yang diteliti karena telinganya yang sangat besar. Namun, ketika dia menunjukkan bakatnya terbang dengan telinganya kepada anggota sirkus, dia menjadi dicintai oleh semua orang. WALL-E dan Dumbo adalah satu-satunya protagonis Disney yang tidak berbicara selama film mereka. Tidak adanya dialog merupakan risiko dalam penyampaian cerita, karena membuat penonton semakin sulit untuk tetap terlibat, terutama anak-anak.

Meskipun alasan diamnya sang protagonis berbeda-beda, dengan Dumbo sebagai bayi gajah dan WALL-E sebagai robot, film bisu, yang populer antara tahun 1894 dan 1929, kini menjadi sangat langka. Film dengan sedikit atau tanpa dialog memerlukan perhatian penuh penonton agar dapat terlibat dengan narasinya. Mengingat karakter utama dalam WALL-E dan Dumbo tidak berbicara, risiko hilangnya koneksi penonton dengan karakter dan film secara keseluruhan sangatlah besar.

WALL-E & Dumbo Keduanya Bekerja Untuk Alasan Yang Sama Persis

Terlepas dari risiko yang diasumsikan, keduanya Bodoh Dan DINDING-E berhasil memikat audiensnya karena beberapa alasan. Pertama, animasi dalam kedua film tersebut dengan terampil menyampaikan berbagai macam emosi melalui ekspresi karakternya, sehingga penonton dapat langsung terhubung dengan mereka. Misalnya, saat WALL-E menonton Hello Dolly!, penonton dapat dengan jelas melihat kecintaannya pada film tersebut, terutama pada saat itu nomor romantis "It Only Takes a Moment", menunjukkan bahwa dia mendambakan cinta dan menjalin hubungan dengannya MALAM.

Begitu pula saat Dumbo diejek oleh gajah-gajah lain di sirkus, terlihat jelas dari ekspresi dan telinganya yang murung bahwa ia sangat sedih. Selain itu, kedua film tersebut menampilkan skor luar biasa yang menghidupkan narasinya, menentukan nada dan kecepatan cerita para protagonis yang tidak bisa berbicara ini. Meskipun ada risiko naratif yang signifikan, DINDING-E Dan Bodoh keduanya meraih kemenangan melalui animasi luar biasa, ekspresi wajah, pergerakan karakter, dan pengalaman sinematik luar biasa yang membuktikan betapa kuatnya animasi dalam berbagai bentuknya.