Bisakah Gigi Mengganti Wajah & Sidik Jari Di Masa Depan?

click fraud protection

Smartphone mungkin akan segera mendapatkan metode otentikasi biometrik lain yang melibatkan pemindaian gigi pengguna, dan ini tampaknya menjadi solusi yang cukup andal berdasarkan penelitian awal. Pemindaian sidik jari saat ini merupakan salah satu langkah otentikasi biometrik yang paling banyak digunakan pada smartphone. Apple, di sisi lain, telah menggunakan sistem pengenalan wajah canggih yang disebut ID Wajah di iPhone selama beberapa waktu. Huawei juga telah bereksperimen dengan sistem pengenalan wajah serupa di beberapa ponselnya di masa lalu.

Alternatif yang kurang aman, tetapi banyak digunakan, adalah face unlock yang hanya mengandalkan kamera selfie untuk mengenali wajah pengguna. Menariknya, LG mencoba metode otentikasi baru yang disebut Hand ID dengan flagship LG G8 beberapa tahun yang lalu. Yang ini mengandalkan susunan sensor yang mengumpulkan data pergerakan hemoglobin untuk membuat peta vena unik untuk identifikasi. Idenya menjanjikan, tetapi akhirnya gagal mendapatkan daya tarik dari merek selain LG, yang akhirnya 

bisnis teleponnya ditutup awal tahun ini. Google dulu menawarkan "Buka Kunci Dengan Voice Match” fitur yang mengandalkan pencocokan data suara untuk membuka kunci ponsel, tetapi segera dibuang juga.

Sekarang, para peneliti dari Institut Teknologi dan Sains Birla India Pilani telah mengusulkan penggunaan pencocokan gigi sebagai metode otentikasi pada smartphone. Teknik, yang dijuluki sebagai "gigi dalam" dalam makalah penelitian, melibatkan pengambilan gambar putih mutiara pengguna, memprosesnya menjadi bentuk yang dapat dibaca mesin, dan kemudian meneruskannya melalui model pembelajaran mendalam untuk identifikasi terhadap database asli. Selama fase pengujian, sistem DeepTeeth mencapai Correct Recognition Rate (CRR) 100 persen dan Equal Error Rate nol persen. Hasil tersebut di atas diperoleh ketika Region of Interest (RoI) dalam sampel gambar gigi ditetapkan pada 75 x 75 piksel untuk analisis menggunakan model otentikasi.

Pemindaian Gigi Lebih Aman Daripada Face Unlock?

Para peneliti di BITS memulai dengan membuat cross-platform Aplikasi Android untuk mengumpulkan data, yang merupakan bidikan persegi panjang dari gigi pengguna yang ditangkap oleh kamera depan ponsel. Gambar tersebut kemudian dipotong untuk mendapatkan Region of Interest (RoI) menggunakan teknik yang disebut interpolasi bi-kubik. Kemudian, gambar tersebut diubah menjadi gambar skala abu-abu dan disempurnakan dengan menerapkan metode yang dikenal sebagai Contrast Limited Adaptive Histogram Equalization untuk meningkatkan kejelasan dan mengurangi noise. Gambar yang disempurnakan kemudian diubah menjadi segmen kecil yang diproses lebih lanjut agar cocok untuk mengekstraksi penanda visual dan pencocokan. Data DeepTeeth kemudian melewati apa yang disebut peneliti sebagai Deep Feature Extraction dan dibandingkan dengan database yang berfungsi sebagai template.

Template ini sebenarnya adalah gambar gigi asli yang disimpan oleh sistem otentikasi selama proses pengaturan awal. Para peneliti mencatat bahwa DeepTeeth memiliki “akurasi pengenalan dan identifikasi yang sangat tinggi” dan telah membuat database dapat diakses publik juga. Tujuannya adalah untuk mendorong pengembangan model berbasis pembelajaran mendalam yang lebih canggih yang dapat membuat proses otentikasi biometrik berbasis gigi lebih cepat dan bahkan lebih aman. Sistem ini sudah disebut-sebut hemat waktu dan energi, dan yang dibutuhkan saat ini adalah penggunaan oleh produsen untuk penerapan massal. Dari temuan tersebut, DeepTeeth tampaknya menjadi alternatif yang lebih aman untuk membuka kunci wajah berbasis kamera generik tanpa memerlukan perangkat keras khusus atau sumber daya tambahan. Selain itu, sistem pemindaian gigi dengan beberapa kecerdasan AI mungkin juga meningkatkan aksesibilitas dalam menggunakan smartphone Android.

Sumber: BITS/arXiv

Pandangan Pertama Pada Star-Lord Di Guardians of the Galaxy Vol. 3

Tentang Penulis